Home Pelatihan 3 Petikan Pelajaran

3 Petikan Pelajaran

by hpi
0 comment

Pada tanggal 01 Februari 2020 lalu, Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) menyelenggarakan pelatihan “Menulis dan Berbicara dalam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar” untuk kalangan penerjemah dan juru bahasa, yang dipandu oleh Ivan Lanin, anggota penuh HPI dan peneroka bahasa Indonesia. (Baca liputan lengkapnya di sini.)

Peserta pelatihan telah merasakan manfaat dari partisipasi mereka dalam acara ini karena merasa ‘disegarkan kembali’ pengetahuan dan kesadarannya mengenai arti penting pemahaman kuat atas bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mereka gunakan bukan hanya sebagai alat komunikasi sehari-hari tetapi juga sebagai bagian dari layanan profesional mereka. (Tonton video kesan peserta di sini.)

Setidaknya ada tiga pelajaran penting yang dapat dipetik dan patut terus diingat oleh penerjemah dan juru bahasa.

Ragam bahasa

Identifikasi akurat ragam bahasa dapat membantu penerjemah dan juru bahasa dalam menentukan strategi alih bahasa yang akan digunakannya. Lima ragam bahasa yang dibahas dalam pelatihan adalah beku, resmi, percakapan, santai, dan akrab. Bila penerjemah dan juru bahasa mampu mengenali ragam bahasa (atau kombinasi ragam bahasa) yang ada dalam teks atau tuturan yang dihadapinya, niscaya keluaran alih bahasa yang diproduksinya pun lebih berterima di mata pembaca atau telinga pendengar yang menjadi sasarannya.

Kriteria istilah

Ah, istilah. Topik ini bisa dibahas panjang lebar karena banyaknya variabel yang perlu ditimbang untuk menjajakinya. Namun, Anda dapat menggunakan lima ciri kriteria istilah ini sebagai kata kunci yang dipedomani: tepat, singkat, sesuai, baik, dan sedap. Empat ciri pertama membantu kita menghindari kesalahan sementara satu ciri terakhir membantu kita dalam menyematkan cita rasa bahasa. Kelimanya akan membawa kita pada istilah yang efektif.

Cara membentuk istilah

Penerjemah dan juru bahasa dapat menggunakan tiga cara ini saat berupaya mengalihbahasakan istilah-istilah asing yang dihadapinya: pemantapan konsep yang ada, pemadanan konsep asing, dan perekaciptaan baru. Patut diingat, ketiganya adalah cara, bukan teknik. Tiap cara memiliki (beberapa) tekniknya masing-masing. Pemadanan, misalnya, dapat dilakukan dengan teknik mematikan lafal dari istilah asing terkait. Reka cipta dapat dilakukan dengan pemaduan dua kata menjadi satu istilah baru, seperti kasus daring dan luring.


Untuk mempermudah Anda mengingat tiga petikan pelajaran di atas, manjakan mata dengan kartu-kartu belajar di bawah ini.

Jangan berhenti belajar, agar mampu menjadi penerjemah dan juru bahasa yang profesional, tepercaya, dan terhormat.

You may also like

Leave a Comment