Sosialisasi Ketentuan Administrasi Keanggotaan HPI
Untuk menanggapi beberapa perubahan signifikan mengenai administrasi keanggotaan sebagaimana diatur, khususnya, dalam Anggaran Dasar HPI Pasal 6 tentang Keanggotaan, Pasal 7 tentang Hak dan Kewajiban Anggota; dan Anggaran Rumah Tangga HPI Pasal 4 tentang Keanggotaan, Ketua Umum HPI Indra Listyo telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor HPI-00/SKBP/2025/3/0004 mengenai Ketentuan Administrasi Keanggotaan Himpunan Penerjemah Indonesia Tahun 2025.
Demi memastikan kejelasan dan pemahaman seluruh anggota, Badan Pengurus HPI mengadakan pertemuan virtual “Sosialisasi Ketentuan Administrasi Keanggotaan HPI” pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 - 11.30 WIB, secara daring via Zoom.
Client 101: How to Get International Client in Language Services
Webinar HPI Komda Bali
Webinar HPI Komda Bali bertajuk "Client 101: How to Get International Client in Language Services" diselenggarakan pada Kamis, 17 April 2025, pukul 18.00 -- 20.00 WIB di dalam ruang Zoom. HPI Komda Bali menghadirkan Vina Andriyani, a skilled interpreter, translator, best-selling Webtoon and Webnovel writer, and voice talent—truly a multitalented professional sebagai pembicara.
LAPANTA KONGRES LUAR BIASA HIMPUNAN PENERJEMAH INDONESIA TAHUN 2025
Lapanta Kongres Luar Biasa HPI Tahun 2025
Pada Sabtu, 12 April 2025, HPI menyelenggarakan Kongres Luar Biasa HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) secara hybrid (dalam jaringan melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings dan luar jaringan bertempat di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat).
KLB HPI 2025 yang bertujuan memilih, mengangkat, dan menetapkan Anggota Dewan Pengawas HPI periode 2025—2027 sesuai Pasal 10 Anggaran Dasar Himpunan Penerjemah Indonesia hasil Kongres Ke-14 HPI tahun 2024 dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB.
Kongres dihadiri oleh 55 orang Anggota Profesional, 9 orang Aspiran, dan 2 orang Anggota Mitra. Sesuai Pasal 9 Anggaran Dasar HPI, hanya Anggota Profesional yang memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan di dalam Kongres, sedangkan Aspiran dan Anggota Mitra menghadiri Kongres sebagai peninjau. Sesuai ketentuan Pasal 10 Anggaran Dasar, Kongres diselenggarakan setelah sempat ditunda sebanyak 2 x 10 menit agar memenuhi kuorum.
Dalam Kongres ini, Gagat Bhumyantoro (Ketua Presidium), mewakili Presidium yang terdiri dari Eki Qushay Akhwan (Wakil Ketua Presidium) dan Lucia Aryani (Sekretaris Presidium), menjelaskan bahwa pemilihan anggota Dewan Pengawas kali ini adalah yang pertama kalinya sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran Dasar hasil Kongres Ke-14 HPI. Ketua Presidium memperkenalkan 3 (tiga) orang Komite Seleksi yang terdiri dari Sugeng Haryanto (sekarang menjabat Ketua KKS) selaku Ketua, Farah Riziani Rachmat (sekarang menjabat Bendahara Umum), dan Iim Rogayah Danasaputra (sekarang anggota Komda Jabar), keduanya selaku Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua HPI No. HPI-00/SKBP/2025/3/0003 tertanggal 7 Maret 2025.
Sebelum kongres dilaksanakan, Komite Seleksi telah menyeleksi dan menjaring Calon Anggota Dewan Pengawas sesuai dengan kriteria umum yang tercantum di dalam Anggaran Dasar Pasal 14 dengan kriteria khusus yang ditetapkannya secara lebih rinci, terutama yang berkaitan dengan integritas dan kepedulian terhadap organisasi. Dari 5 (lima) kandidat yang terdiri dari Bapak Hendarto Setiadi, Bapak Djoko Rahadi Notowidigdo, Ibu Sofia Mansoor, Ibu Rahayu Surtiati, dan Bapak Hananto P. Sudharto, hanya 3 (tiga) orang yang bersedia dicalonkan menjadi Anggota Dewan Pengawas.
Karena sudah ada 3 (tiga) calon yang bersedia untuk dicalonkan sebagai Anggota Dewan Pengawas dan ketiganya sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan di dalam Anggaran Dasar, Presidium mengusulkan kepada Kongres untuk menetapkan nama yang telah menyatakan kesediaannya sebagai Anggota Dewan Pengawas. Akhirnya, Ibu Sofia Mansoor, Ibu Rahayu Surtiati, dan Bapak Hananto P. Sudharto ditetapkan dalam Kongres Luar Biasa HPI 2025 sebagai Anggota Dewan Pengawas melalui mekanisme musyawarah untuk mencapai mufakat. Selanjutnya, sesuai Pasal 14 Anggaran Dasar, ketiga Anggota Dewan Pengawas tersebut akan menetapkan sendiri ketuanya. Selain itu, mereka juga akan membentuk Dewan Kode Etik berdasarkan Pasal 15 Anggaran Dasar HPI.
Cangkrukan Penerjemah
Webinar Kolaborasi HPI Pusat dan HPI Komda Jawa Timur bertajuk "Cangkrukan Penerjemah" diselenggarakan pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 14.00-16.30 WIB di dalam ruang Zoom. Divisi Pengembangan Profesi HPI Pusat dan Komda Jatim menghadirkan Jonathan Bara (Mas Bara), Wakil Ketua HPI Komda DIY, Penerjemah Bersertifikat HPI, Project Manager Bersertifikat The Localization Institute, dan Lead Translator di agensi internasional, sebagai narasumber.
Setelah dilantik dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum HPI Pusat tertanggal 1 Januari 2025, Badan Pengurus Himpunan Penerjemah Indonesia periode 2025-2027 melangsungkan Rapat Kerja pada Sabtu, 18 Januari 2025, mulai pukul 09.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di Hotel Sofyan Cikini, Jakarta Pusat, untuk penyusunan rencana kerja BP HPI untuk setahun pertama pada 2025.
Raker BP HPI periode 2025-2027 yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum HPI Indra Listyo tersebut dihadiri oleh 25 orang anggota BP, KKS, dan Dewan Pembina HPI secara hibrida (luring dan daring) dari beberapa kota di Indonesia.
Sebagai pembuka, kesempatan berbicara pertama diberikan kepada Wakil Ketua Umum HPI Bidang 2 Eki Qushay Akhwan yang membawahi Divisi Pengembangan Profesi, Divisi Hubungan Internal dan Divisi Hubungan Eksternal. Secara umum, Pak Eki menjabarkan program bidang yang diketuainya selama setahun ke depan.
Selanjutnya, sebagai bagian dari salah satu divisi di bawah koordinasi Pak Eki, Ardian Wahyu Setiawan (Kepala Divisi Pengembangan Profesi), secara daring dari Malang, mempresentasikan rencana kerja divisinya, yang antara lain Ruang Berbagi HPI, seminar dan webinar penerjemahan di tingkat perguruan tinggi serta temu penerjemah dan juru bahasa (daring).
Ni Ketut Ayu Puspita Dewi (Kepala Divisi Hubungan Internal) adalah narasumber selanjutnya yang memaparkan (secara daring dari Bali) program konsolidasi serta roadshow ke HPI Komisariat Daerah di seluruh Indonesia untuk menjangkau, mengidentifikasi serta menjaring aspirasi para pengurus HPI Komda Daerah agar tidak ada lagi HPI Komda yang “mati suri” atau tidak aktif.
Berikutnya adalah giliran Meita Lukitawati (Kepala Divisi Hubungan Eksternal) yang menjelaskan (secara daring dari Bandung) tentang program divisinya, antara lain memperluas jejaring HPI dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, terutama memperbarui MOU (Memorandum of Understanding) atau Nota Kesepahaman dengan beberapa perguruan tinggi dalam bidang pelatihan penerjemahan.
Dalam setiap sesi presentasi divisi, ada forum tanya jawab terkait program kerja yang dipaparkan yang terutama mempertajam tujuan dan sinkronisasi kegiatan yang serupa atau beririsan dengan program-program dari divisi-divisi lainnya.
Kesempatan pemaparan rancangan kerja selanjutnya diberikan kepada Wahyu Adi Putra Ginting (Wakil Ketua Umum HPI Bidang 1) yang membawahi Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Divisi Komunikasi dan Tim Sekretariat (Lila Erliana dkk).
Dalam pemaparannya, Mas Wahyu menjelaskan secara global tentang garis besar rencana kerja TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi), tata usaha & tata kelola serta keuangan, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Tim Sekretariat, dan Divisi Komunikasi. Kemudian Lucia Aryani (Sekretaris Umum), Farah Riziani Rachmat (Bendahara Umum), dan Nursalam AR (Kepala Divisi Komunikasi) berturut-turut menjelaskan secara lebih terperinci program kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Dalam presentasinya, Nursalam dibantu Muhammad Ali Mahfudz Arwani (Wakil Kepala Divisi Komunikasi) yang turut hadir secara luring selain Mei Linda Xu yang hadir secara daring (karena bertugas di Sulawesi).
Di Divisi Komunikasi yang bertugas menyajikan konten bermutu bagi anggota HPI, mengampanyekan program kerja dan kegiatan HPI serta menyusun laporan tengah tahun dan akhir tahun BP HPI, misalnya, ada program postingan rutin tiap pekan tentang berbagai aspek bahasa dan penerjemahan (termasuk penjurubahasaan) di grup Facebook HPI dan grup WA (Whatsapp) komunitas HPI, termasuk pembuatan konten di media sosial dan situs web HPI serta konten eksklusif bagi para anggota HPI di Sihapei dan Nawala HPI. Program ini di luar rangkaian kampanye dan promosi kegiatan atau acara rutin HPI seperti Ruang Berbagi, rapat anggota HPI, dan HUT HPI.
Dalam setahun pertama pada 2025, Divisi Komunikasi dengan tagline (baris tera) “mengakar dan bertumbuh” akan fokus mengonsolidasikan medsos, grup WA, situs web HPI agar dapat lebih dekat dengan audiens (baca: anggota HPI) dan selanjutnya memperluas jangkauannya pada tahun-tahun berikutnya dalam periode kepengurusan BPI HPI (2025-2027), antara lain melalui wacana siniar (podcast) HPI di kanal Youtube HPI.
Dalam kesempatan itu juga Pak Indra sebagai Ketua Umum HPI juga mengusulkan kepada Divisi Komunikasi untuk membuat kaleidoskop kegiatan tahunan HPI, sumbangan artikel berbahasa asing (Inggris dan bahasa asing lainnya) untuk FIT Asia, digitalisasi Warta HPI zaman dahulu serta pengumpulan data sejarah HPI sejak awal pendirian HPI untuk proyek Buku Sejarah HPI selama periode kepengurusan BP HPI 2025-2027.
Seusai presentasi dan diskusi untuk rencana kerja Bidang 1, acara dilanjutkan dengan paparan rencana kerja Bidang 3 yang diampu oleh Gagat Bhumyantoro (Wakil Ketua Umum HPI Bidang 3).
Pemaparan rencana kerja Bidang 3 yang meliputi Divisi Penyelenggaraan Acara (Hanif Rusli) dan Divisi Sponsorship (Marina Mary Marpaung) cukup singkat dan padat sehingga pemaparan tersebut berlangsung secara cepat namun tetap terasa menarik karena adanya selingan berbalas pantun antara Pak Gagat dan Mas Ali yang membuat suasana lebih cair dan hangat penuh gelak tawa.
Dalam presentasinya, Hanif Rusli (Kepala Divisi Penyelenggaraan Acara) memaparkan sederet rencana dan program kerja divisinya, antara lain program kopdar (kopi darat atau temu luring) penerjemah dan serangkaian acara rutin keorganisasian HPI seperti HUT HPI, Kongres Luar Biasa HPI dan Kongres HPI di akhir periode kepengurusan pada 2027.
Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut (luring dan daring) tentunya memerlukan sokongan pendanaan (sponsorship) yang langkah-langkah strategisnya juga turut dipaparkan Marina Mary Marpaung (Kepala Divisi Kesponsoran) seusai presentasi dan diskusi program Divisi Penyelenggaraan Acara. Dibahas juga peluang dan wacana penyusunan database (pangkalan data) para sponsor (penaja) dari kalangan selebritas dan pengusaha serta swasta.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB yang merupakan waktu istirahat untuk rapat, dan sedianya jam rehat dijadwalkan hingga pukul 13.00 WIB, tetapi Mas Wahyu sebagai Wakil Ketua Bidang I meminta izin kepada forum untuk rapat kecil bersama divisi-divisi di Bidang 1 selama 30 menit setelah waktu istirahat selesai untuk membahas lebih detail terkait laporan keuangan dan permasalahan kesekretariatan.
Alhasil, tepat pukul 13.30 WIB, para peserta Raker BP HPI sudah hadir kembali di ruang rapat baik secara luring maupun daring setelah rehat makan siang dan salat Zuhur.
Selanjutnya giliran Komite Kompetensi dan Sertifikasi (KKS) TSN HPI yang diketuai Pak Sugeng Hariyanto (secara daring dari Malang) memaparkan rencana kerjanya, yang dibantu oleh Bu Inanti Diran sebagai anggota KKS yang hadir langsung di lokasi Raker di Hotel Sofyan Cikini.
Ada beberapa hal yang menarik dalam paparan rencana kerja KKS: (1) rencana kerja sama dengan PPM (Persatuan Penterjemah Malaysia), asosiasi profesi penerjemah Malaysia, untuk mengadakan pelatihan dan ujian Tes Sertifikasi Nasional (TSN) dengan pasangan bahasa untuk Bahasa Melayu – Indonesia dan sebaliknya, (2) rencana studi banding dari PPM Malaysia ke HPI untuk penyelenggaraan TSN HPI, (3) rencana penyelenggaraan TSN Penjurubahasaan Kemasyarakatan (Community Interpreting),dan (4) rencana penyelenggaraan TSN Penjurubahasaan secara fisik di Bali, selain di Jakarta.
Setelah selesai mendengarkan seluruh pemaparan dari masing-masing Bidang, dilaksanakan rapat pleno penutup. Dalam rapat pleno tersebut, Pak Indra sebagai ketua Umum HPI menyampaikan pesan agar seluruh kegiatan dapat diselaraskan dengan baik antara waktu kegiatan, penyebaran informasi kegiatan maupun pelaksanaan kegiatan. Hal ini sangat penting agar kegiatan yang dilaksanakan oleh HPI Pusat tidak berbenturan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Komda.
Dalam hal administrasi keanggotaan, beliau memutuskan bahwa ada batas waktu pembayaran iuran dan penerimaan anggota baru serta pencetakan kartu anggota baru bagi seluruh anggota yang merupakan implikasi dari hasil keputusan perubahan AD/ART dalam Kongres ke-14 HPI pada 30 November 2024 yang menetapkan nomenklatur “Anggota Muda” menjadi “Aspiran” dan tidak lagi memiliki kartu anggota dan “Anggota Penuh” menjadi “Anggota Profesional”.
Rapat pleno penutup yang berlangsung hingga pukul 17.00 WIB itu juga menyelaraskan dan mengesahkan seluruh rencana dan program kerja masing-masing Bidang sebagai program kerja BP HPI periode 2025-2027.
Kritik, saran dan masukan serta analisis kritis yang muncul dalam diskusi sepanjang raker seharian penuh ini dicatat sebagai bahan pertimbangan menjelang persiapan dan pelaksanaan seluruh rancangan dan program kerja tersebut.
Si Ucup makan nasi di atas lori
Cukup sekian sampai di sini lapanta ini
Ruang Berbagi HPI, suatu acara berbagi ilmu dan wawasan khusus untuk anggota HPI yang telah ada sejak dua tahun sebelumnya, kembali hadir pada 2025!
Sesi perdana acara yang diampu Divisi Pengembangan Profesi HPI ini, pada 31 Januari 2025 (pukul 19-20 WIB), menghadirkan Bara Diska Putra Krisnanto alias Jonathan Bara sebagai narasumber dengan topik Pengelolaan Proyek Pelokalan (Localization Project Management) dalam webinar via Zoom Meeting berdurasi satu jam.
Bara, panggilan akrab Wakil Ketua HPI Komda DIY tersebut, adalah narasumber yang kompeten dan otoritatif karena ia Project Manager bersertifikat The Localization Institute dan juga Lead Translator pada salah satu agensi penerjemahan internasional, RWS Group. Proyek-proyek pelokalan juga sudah ditanganinya sejak masih berkarier sebagai penerjemah tetap purnawaktu (inhouse translator) pada salah satu agensi penerjemahan di Daerah Istimewa Yogyakarta selepas lulus dari Fakultas Sastra Inggris Universitas Sanatha Dharma.
Dalam sesi Jumat malam yang dihadiri sekitar 100 anggota Himpunan Penerjemah Indonesia dan dimoderatori Ardian Wahyu Setiawan (Kepala Divisi Pengembangan Profesi) tersebut, Bara mengawali paparannya tentang konsep dasar pelokalan yakni proses mengadaptasikan produk atau konten sesuai pasar sasaran yang mempertimbangkan faktor budaya, linguistik, dan teknis.
Mengenai faktor budaya dalam pelokalan, ada aspek adaptasi teks, gambar dan media lainnya agar sesuai dengan target audiens. Sementara penerjemahan, pengelolaan terminologi atau istilah dan penjaminan mutu linguistik adalah bagian dari faktor pertimbangan linguistik. Di sisi lain, ada aspek teknis yang perlu memastikan kesesuaian atau kompatibilitas dengan standar yang ada, termasuk peranti lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Dibahas juga tentang internationalization dan hyperlocalization, yang banyak menggunakan slang (kata gaul) dan idiom lokal dan melibatkan pemahaman mendalam tentang dialek lokal dan preferensi regional. Juga mengenai kerangka kerja Capability Maturity Model (CMM) dan berbagai model pengelolaan proyek pelokalan (agile, waterfall dan hybrid).
Terkait perencanaan proyek pelokalan, ada urutan aktivitas utama yakni pendefinisian ruang lingkup, penetapan rencana detail (jadwal, anggaran, sumber daya dan asesmen risiko), komunikasi dengan klien, dan seleksi tim (pembentukan tim penerjemah, editor dan Project Manager).
Dalam hal teknik pelokalan (localization engineering), harus diperhatikan beberapa aktivitas utama yakni kajian internasionalisasi (menganalisis berkas sumber untuk isu internasionalisasi), pengujian pelokalan peranti lunak (melakukan pengujian menyeluruh atas peranti lunak yang dilokalkan guna memastikan fungsionalitas dan kualitas), dan perangkat dan teknologi pelokalan. Dalam aspek terakhir inilah, pentingnya peranan pemanfaatan CAT (Computer-Assisted Translation) Tools (Trados, MemSource, Wordfast dll), sistem pengelolaan pelokalan (Localization Management System/LMS), dan teknologi terkait lainnya. Contoh-contoh teknologi terkait lainnya seperti Jira, Asana, Trello, Monday,com (Project Management Software) atau MemSource, Smartling, Phrase, LSP (LMS).
Jangan dilupakan juga aspek Quality Assurance (QA) atau penjaminan mutu, yang antara lain kajian linguistik secara saksama guna memastikan keakuratan, kefasihan dan ketepatan budaya (Linguistic QA), pengujian pada pengguna untuk memperoleh masukan tentang efektivitas produk yang dilokalkan (Usability Testing), dan pengujian peranti lunak yang dilokalkan agar seluruh fitur dan fungsionalitasnya bekerja sesuai yang diharapkan (Functional QA).
Aspek terakhir yang tidak boleh dilewatkan dalam Pengelolaan Proyek Pelokalan adalah Project Delivery & Support, berupa penyampaian produk atau konten sesuai jadwal dan spesifikasi yang disepakati (Deliverables), dukungan berkelanjutan untuk klien, termasuk menjawab pertanyaan atau mengatasi masalah atau isu pasca-penyampaian produk atau konten (Client Support), dan kajian pasca-proyek guna menganalisis kinerja proyek, mengidentifikasi bidang apa yang perlu ditingkatkan, dan mendokumentasikan hasil kajian (Project Retrospectives).
Dalam sesi ruang tanya jawab yang kian membara dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan peserta, Bara menyampaikan tentang faktor Unique Value Proposition (UVP), yang inti pokoknya berupa self-branding (penjenamaan diri) agar keberadaan kita bisa diidentifikasi atau dikenali klien atau calon klien atau pengguna jasa. Karena sekadar menyediakan jasa dengan cepat, akurat dan secara tepercaya itu bukan promosi self-branding, tapi suatu kewajiban seorang linguis atau penerjemah. Integritas dan kualitas penyampaian produk atau hasil kerja itu yang terutama, yang bahkan mengalahkan jam terbang atau pengalaman. Alhasil, dalam konteks ini, Quality Assurance menjadi hal wajib yang tidak bisa ditawar.
Elemen UVP berikutnya adalah find the right client dan win client’s heart, karena kita baru berharga di mata orang yang menghargai kita dan memenangkan hati klien tidak hanya sekadar melunasi kewajiban (selesaikan tugas dan serahkan), tapi juga melakukan pendekatan secara emosional dan psikologis agar klien merasa nyaman dengan sokongan kita pasca-proyek atau selepas rampungngnya pekerjaan.
Durasi Ruang Berbagi HPI yang hanya satu jam tentu saja tidak bisa menampung lebih banyak pertanyaan terkait materi pelokalan yang disampaikan narasumber. Alhasil, Jonathan Bara akan kembali tampil membawakan materi pelokalan, yang disebut extended version, dalam acara Webinar Bulanan HPI pada Sabtu, 8 Maret 2025 pukul 9-11 WIB.
Perkenalan BP HPI 2025-2027
Perkenalan Badan Pengurus Himpunan Penerjemah Indonesia 2025-2027 diselenggarakan pada Jumat, 10 Januari 2025, pukul 19.00 WIB -- selesai di dalam ruang Zoom. Temu virtual ini merupakan kesempatan untuk mengenal lebih dekat para pengurus organisasi yang akan bekerja selama tiga tahun ke depan.
Ruang Berbagi HPI Januari 2025
Webinar Ruang Berbagi HPI Januari 2025 bertajuk "Pengelolaan Proyek Pelokalan" diselenggarakan pada Jumat, 31 Januari 2025, pukul 19.00 -- 20.00 WIB di dalam ruang Zoom. Divisi Pengembangan Profesi HPI Pusat menghadirkan Jonathan Bara, Penerjemah Bersertifikat HPI, Project Manager Bersertifikat The Localization Institute, Lead Translator di Agensi Internasional, Wakil Ketua HPI Komda DIY, sebagai pembicara. Ruang Berbagi HPI ini diadakan secara daring, khusus untuk anggota aktif HPI hingga 2025.
Lapanta Sesi Perkenalan BP HPI 2025-2027
Sebagaimana diumumkan via milis HPI Notice dan grup Facebook HPI, hajatan HPI kali ini tepat dimulai pada pukul 19.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), Jumat, 10 Januari 2025 di platform Zoom Meeting. Memang waktunya cukup malam bagi rekan-rekan HPI yang berada di zona Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT), tapi tidak mengurangi antusiasme sekitar 100-an anggota HPI yang menghadiri Sesi Perkenalan Badan Pengurus HPI periode 2025-2027 selama satu setengah jam tersebut.
Acara daring ini dibuka oleh Lucia Aryani dan dilanjutkan dengan sambutan singkat oleh Indra Listyo selaku ketua umum Himpunan Penerjemah Indonesia yang terpilih kembali pada Kongres ke-14 HPI pada 30 November 2024 di gedung Badan Bahasa, Jakarta. Periode 2025-2027 ini merupakan periode kedua masa jabatan Indra Listyo yang sebelumnya adalah ketua umum HPI petahana pada periode 2020-2024.
Selanjutnya Indra Listyo memperkenalkan satu per satu anggota Badan Pengurus Harian HPI, yang berasal dari 10 (sepuluh) kota yang berbeda di seluruh Indonesia, yang akan membantu beliau pada periode 2025-2027 berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum HPI Nomor: HPI-00/0001.1/I/2025 tertanggal 1 Januari 2025.
Perkenalan para pengurus di menit-menit awal dimulai dari Lucia Aryani yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, Farah Riziani Rachmat (Bendahara Umum), dan Wahyu Adi Putra Ginting (Wakil Ketua Bidang 1), yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum pada periode 2020-2024.
Dalam kabinet Indra Listyo jilid 2 ini, ada beberapa perubahan yang mencolok, seperti posisi Wakil Ketua Umum yang sebelumnya dijabat satu orang kini ditunjuk tiga orang pengurus yang berbagi tugas sebagai wakil ketua Bidang 1, 2, dan 3. Dibandingkan kabinet periode sebelumnya, struktur kepengurusan juga lebih ramping.
Di bawah kepemimpinan Wakil Ketua Bidang 1 yang membidangi TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi), tata usaha & tata kelola serta keuangan, ada Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Tim Sekretariat (Lila Erliana, dkk.), dan Divisi Komunikasi (Nursalam AR, Mohammad Ali Mahfudz Arwani, dan Mei Linda Xu).
Divisi Komunikasi, yang pada periode sebelumnya dikenal dengan nomenklatur Divisi Infotek (Informasi dan Teknologi) yang dikepalai oleh Ivan Lanin, mengemban amanat antara lain menyajikan informasi dan konten bermanfaat bagi para anggota HPI melalui pelbagai sarana media komunikasi resmi HPI seperti media sosial HPI dan Nawala HPI.
Sementara Wakil Ketua Bidang 2 (Eki Qushay Akwan) membawahi Divisi Pengembangan Profesi (Ardian Wahyu Setiawan, Ira Susana, Wiwit Tabah Santoso, dan Nadia Hanayeen), Divisi Hubungan Internal (Ni Ketut Ayu Puspita Dewi) dan Divisi Hubungan Eksternal (Meita Lukitawati dan Mila Kartina Kamil).
Nantinya Divisi Hubungan Internal bertugas memperluas jejaring HPI Komisariat Daerah (Komda) sekaligus merawat barisan HPI Komda yang telah ada dengan banyak dialog internal dan silaturahmi antara BP HPI dan para pengurus Komda. Sementara itu, Divisi Hubungan Eksternal akan membina dan memperluas hubungan kerja sama HPI dengan berbagai mitra eksternal, di antaranya mitra bidang pendidikan, mitra swasta terdaftar, badan pemerintah, asosiasi profesi lain, dan pemangku kepentingan lainnya.
Terkait masa jabatan kepengurusan HPI Komda, berdasarkan jawaban dari Ketua Umum HPI untuk pertanyaan Dina Rafidiyah (ketua HPI Komda Kalsel) dalam sesi tanya jawab, masa jabatan kepengurusan HPI Komda akan berdasarkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebelumnya di tiap Komda, dan bukan berdasarkan perubahan masa kepengurusan kabinet BP HPI periode 2025-2027.
Untuk posisi Wakil Ketua Bidang 3 dijabat oleh Gagat Bhumyantoro, yang membawahi Divisi Penyelenggaraan Acara yang dikepalai oleh Hanif Rusli dan beranggotakan Marina Mary Marpaung. Saat ini agenda kerja terdekat divisi ini adalah persiapan acara Hari Ulang Tahun ke-51 HPI pada bulan Februari 2025.
Sebetulnya ada satu lagi divisi di bawah koordinasi Wakil Ketua Bidang 3 yakni Divisi Sponsorship (Penajaan), yang saat ini masih memerlukan sumbangsih dari rekan-rekan HPI yang bersedia menjadi relawan pengurus BP HPI.
Terkait struktur Dewan Pengawas sesuai amanat Kongres ke-14 HPI, menurut Indra Listyo, akan dipilih dan diangkat berdasarkan Kongres Luar Biasa (KLB) HPI yang akan diselenggarakan secara daring (online) pada waktu yang akan ditentukan kemudian.
Selain semua jabatan pengurus tersebut di atas, masih ada beberapa jabatan lagi yang turut diperkenalkan yakni Dewan Pembina (diketuai Hendarto Setiadi dan beranggotakan Rahayu Surtiati, Sofia Mansoor, Djoko Rahadi Notowidigdo, Hananto P. Sudharto) dan Komite Kompetensi dan Sertifikasi (diketuai Sugeng Hariyanto dan beranggotakan Inanti Pinintakasih Diran dan Evandinata Halim).
Jangan dilupakan juga Tim Sekretariat yang dikepalai oleh Lila Erliana Kolloh, staf purnawaktu senior yang membantu HPI sejak 2010 di era kepengurusan Pak Eddie (Djoko Rahadi Notowidigdo).
Rasanya hampir tidak ada anggota HPI aktif, yang rajin bayar iuran dan sering berkomunikasi dengan Sekretariat HPI, yang tidak mengenal Mbak Lila baik via korespondensi surel atau lewat pertemuan fisik di acara luring (offline) HPI. Bahkan, secara berseloroh, Mbak Lila menyebut dirinya sebagai “yang punya HPI” di awal perkenalan.
Dalam struktur Tim Sekretariat di bawah komando Mbak Lila, ada Staf Sekretariat (Gracia Dwita dan Dimas Maulana Putra Suryana) dan Staf Komunikasi (Pranasti Kusuma Pertiwi Nusantoro dan Jessica Claudia Setyadi).
Jika ingin lihat struktur kepengurusan BP HPI periode 2025-2027 secara lengkap, tersedia tautannya di https://www.hpi.or.id/pengurus.
Sesi Tanya Jawab
Dalam sesi tanya jawab setelah acara perkenalan BP HPI periode 2025-2027, ada pertanyaan menggelitik dari Ibnu Barisha, seorang penerjemah muda yang penyandang disabilitas, sebagai penanya pertama, “Bisakah acara luring HPI selanjutnya diadakan di tempat yang ramah difabel?”
Menurut Ibnu, sebetulnya ia berniat hadir pada acara Kongres ke-14 HPI pada November 2024 karena ingin juga bertemu secara fisik dengan rekan-rekan HPI, tidak hanya melulu melalui medsos HPI atau grup Whatsapp (WA) HPI. Sayangnya gedung Badan Bahasa, sebagai tempat Kongreks ke-14 HPI, tidak cukup ramah difabel karena tidak ada fasilitas lift atau rampa (ramp) yang mudah diakses para penyandang disabilitas seperti dirinya yang berkursi roda.
Memang bukan soal berapa banyak anggota yang memerlukan fasilitas tersebut tapi seberapa besar kepedulian HPI atas aspirasi para anggotanya. Itulah yang tercermin dari respons Gagat Bhumyantoro (Wakil Ketua Bidang 3) atas pertanyaan Ibnu.
Divisi Penyelenggaraan Acara, yang berada di bawah koordinasi Wakil Ketua Bidang 3, sendiri telah sejak beberapa pekan lalu memulai survei gedung-gedung pertemuan yang ramah difabel di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan acara HUT ke-51 HPI.
Dalam konteks kepedulian itu jugalah Pak Indra Listyo menyampaikan akan ada banyak terobosan terkait kegiatan HPI Komda yang diakomodasi oleh Divisi Hubungan Internal dan Divisi Hubungan Eksternal (di bawah koordinasi Wakil Ketua Bidang 2) agar tidak ada Komisariat Daerah yang mati suri dan agar lebih banyak kegiatan-kegiatan Komda yang lebih bermanfaat bagi para anggotanya.
Pertanyaan menarik lainnya adalah dari Alvino Timothy (HPI Komda Bali) tentang kemungkinan pelaksanaan Tes Sertifikasi Nasional (TSN) HPI diselenggarakan secara fisik di Bali.
Menurut Bu Inanti (anggota Komite Kompetensi dan Sertifikasi), KKS sebagai penyelenggara TSN HPI menampung usulan tersebut dan akan mengkaji kemungkinan dibukanya tambahan tempat penyelenggaraan TSN secara fisik selain di Jakarta dan Malang (Jatim), sebagaimana yang selama ini biasa dilakukan.
Sesi tanya jawab ditutup dengan manis dengan apresiasi dari Bhisma (HPI Komda Bali) tentang hasil kerja kepengurusan BP HPI selama ini yang dinilai cukup luar biasa, seperti kecanggihan Sihapei (yang sudah bisa memproses pembayaran iuran tahunan via Virtual Account dan e-wallet), newsletter HPI, Ruang Berbagi dan berbagai acara luring dan daring HPI.
Sebagai penutup, sebelum sesi foto bersama, sekaligus merespons apresiasi Bli Bhisma, Pak Indra menekankan tentang semangat kebersamaan dan peran aktif seluruh rekan HPI yang telah memungkinkan terwujudnya seluruh pencapaian tersebut, yang diharapkan semangat dan peran aktif tersebut akan terus ada untuk periode kepengurusan selanjutnya.
“If everyone is moving forward together, then success takes care of itself.” (Henry Ford)