Perkembangan teknologi dapat membantu manusia di segala lini, termasuk untuk penerjemahan. Jika proyek pelokalan Anda melibatkan berkas asli berupa audio atau video tanpa transkripsi, berikut ini beberapa aplikasi canggih untuk mengonversinya ke bentuk teks secara otomatis!
Dewasa ini, apa pun profesinya, percayalah bahwa teknologi berperan penting dalam tugas yang kita kerjakan. Namun, jangan salah kaprah; secanggih apa pun itu, teknologi tidak dapat menggantikan pekerjaan Anda sebagai seorang bahasawan ahli. Sebagai penerjemah, kita sering kali menemukan teknologi berbasis web atau aplikasi yang mempersingkat atau memudahkan pekerjaan yang kita lakukan, bukan menggantikan.
Nah, salah satu teknologi yang bisa digunakan oleh penerjemah adalah transkripsi otomatis. Pekerjaan transkripsi kadang melelahkan, apalagi jika dibarengi dengan tenggat waktu yang “tidak bersahabat”. Teknologi transkripsi otomatis dapat mempersingkat waktu dalam memproduksi transkripsi. Lalu, seperti apa teknologi transkripsi otomatis bekerja? Simak beberapa contohnya di bawah ini!
Google Voice Typing
Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Google memiliki teknologi yang bisa digunakan oleh penerjemah. Dengan fitur voice typing pada Google Docs, Anda bisa melakukan kerja transkripsi otomatis dari berkas audio atau video. Berikut langkah-langkah untuk menggunakan fitur ini:
- Buka dokumen baru pada Google Docs.
- Pilih Tools dan kemudian pilih voice typing.
- Jika ingin mengubah bahasa, klik pada tautan di atas ikon mikrofon lalu pilih bahasa yang diinginkan.
- Putar dahulu berkas audio/video, lalu klik ikon mikrofon. Setelah ikon tersebut berubah menjadi merah, transkripsi otomatis dimulai.
Fitur ini sangat mudah untuk digunakan, gratis lagi. Oleh karena itu, teknologi/fitur ini sangat cocok untuk digunakan bagi Anda yang baru saja memulai karier sebagai penerjemah atau juru bahasa. Namun, ada beberapa kelemahan dari fitur ini yang harus diperhatikan:
- Fitur ini hanya dapat membaca pelafalan yang jelas saja. Jika berkas audio/video sumber yang digunakan tidak memiliki pelafalan yang jelas, besar kemungkinan mesin gagal mengenal kata dengan tepat atau bahkan melewatkan penggalan tuturan tertentu.
- Saat sudah memulai transkripsi otomatis, Anda tidak bisa meninggalkan laman Google Docs. Hal tersebut akan menghentikan fitur secara otomatis.
- Penerapan tanda baca (pengenalan awal dan akhir kalimat) yang kurang tepat.
Walaupun memiliki banyak kelemahan, fitur Google ini masih layak dipakai, setidaknya memangkas waktu transkripsi sampai setengah. Setelah itu, Anda bisa sekalian melatih kepekaan bahasa dengan merapikan hasil transkripsi otomatis tersebut.
Jika Anda adalah penerjemah profesional dan mencari teknologi transkripsi otomatis yang lebih canggih, peranti berbayar seperti di bawah ini patut dipertimbangkan.
Otter.ai
Sepertinya halnya Google Voice Typing, Otter.ai juga menyediakan layanan transkripsi otomatis. Hanya saja layanan yang disediakannya lebih canggih. Otter.ai mampu membaca rekaman audio, video, dan bahkan video konferensi yang sedang berlangsung lebih baik dari Google Voice Typing. Teknologinya bahkan membuat pengguna dapat mengekspor hasil transkripsi ke berbagai jenis format berkas, termasuk .docx dan .srt (lengkap dengan kode waktunya). Perlu menyunting hasil transkripsi? Anda dapat melakukannya langsung di jendela editor yang disediakan, sebelum mengekspor ke berkas yang siap diterjemahkan.
Selain itu, Anda juga bisa membuat sinkronisasi dengan Kalender Google atau Kalender Microsoft. Dengan begitu, Anda dapat langsung membuat transkripsi otomatis untuk video konferensi yang sudah terintegrasi.
Namun, untuk mengakses fungsi komprehensifnya, Anda perlu membayar langganan, mulai dari $8,33 (sekitar Rp117 ribu). Kalau Anda ingin mencobanya terlebih dahulu, Otter.ai memberikan percobaan gratis sebanyak 600 menit pertama.
Kelemahan Otter.ai? Belum mampu mentranskripsi audio/video berbahasa Indonesia.
Sonix
Seperti halnya Otter.ai, Sonix juga memiliki aneka fitur canggih untuk keperluan transkripsi dan takarir. Namun, salah satu kelebihan Sonix adalah transkripsi yang mendukung lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Kelebihan lainnya, yang sangat menarik dari segi anggaran, adalah fasilitas ‘beli eceran’. Anda bisa mengakses semua fitur canggih Sonix dengan membayar mulai dari $10 per jam audio/video (sekitar Rp140.000) atau berlangganan $22 per bulan (sekitar Rp300.000). Bisa dicoba gratis untuk 30 menit pertama.
Itu dia teknologi dan aplikasi canggih yang bisa digunakan untuk membantu pekerjaan transkripsi secara otomatis. Tiap-tiap dari aplikasi di atas tentu memiliki keunggulannya, tetapi untuk para pemula, rekomendasi kami jatuh pada Google voice typing. Selain fiturnya gratis dan mudah didapatkan, Anda juga bisa tetap bisa melatih kemampuan tata bahasa dengan merapikan teks yang sudah ditranskrip. Selamat mencoba!
1 comment
Untuk transkripsi online bahasa indonesia bisa coba salyns.prosa.ai ya, aplikasi asli buatan anak negeri