Sebagai sebuah organisasi profesi, Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) berupaya membantu, mengayomi, memajukan, dan memperjuangkan hak dan kepentingan penerjemah dan juru bahasa. Oleh sebab itu, Badan Pengurus HPI Masa Bakti 2020-2024 bertekad mewujudkan visi untuk menjadikan HPI organisasi yang profesional, tepercaya, dan terhormat. Selaras dengan visi tersebut, sejumlah kegiatan telah ditargetkan dapat diselenggarakan di sepanjang tahun 2020, dengan topik-topik untuk meningkatkan kapasitas penerjemah, juru bahasa, dan praktisi lain dalam bidang industri jasa bahasa.
Pada 01 Februari 2020, HPI menyelenggarakan “Pelatihan Menulis dan Berbicara dalam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar bagi Penerjemah dan Juru Bahasa†dengan narasumber Ivan Lanin. Pelatihan yang diselenggarakan di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, ini dilatarbelakangi oleh kepedulian HPI terhadap kebutuhan penerjemah dan juru bahasa terkait kecakapan dan kemahiran dalam menerapkan kaidah-kaidah gramatika bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik untuk keperluan menerjemahkan teks maupun memfasilitasi klien dalam kegiatan penjurubahasaan.
4 pokok bahasan
Ivan Lanin memfokuskan kegiatan pelatihan pada keterampilan bahasa, kesalahan berbahasa, peristilahan, dan gramatika. Empat cakupan agenda tersebut dianggap pilar subkompetensi bahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh praktisi dan calon praktisi yang terjun di industri jasa bahasa.
Keterampilan bahasa
Membuka diskusi, Ivan membahas definisi, peran, dan keunggulan bahasa. Pada kesempatan ini pula Ivan menyinggung pentingnya bahasa Indonesia sebagai penunjuk identitas bangsa Indonesia. Lebih lanjut ia memaparkan tentang peran bahasa sebagai alat komunikasi, alat untuk mengungkapkan ekspresi, dan alat untuk mendekatkan diri dengan lawan bicara. Ia menyinggung tentang tiga keunggulan bahasa yang terletak pada keterampilan, kreativitas, dan kualitas. “Kreativitas dan kecerdasan emosional adalah dua kemampuan manusia yang tak tergantikan oleh kecerdasan buatan,†ungkapnya.
Kreativitas dan kecerdasan emosional adalah dua kemampuan manusia yang tak tergantikan oleh kecerdasan buatan.
Ivan Lanin
Pelatihan yang berlangsung selama delapan jam penuh ini memberikan asupan materi yang padat bagi 41 peserta yang berasal dari beragam latar belakang profesi. Paparan mendetail mengenai konsep “baik†dan “benar†dalam penggunaan bahasa Indonesia diberikan oleh Ivan, sehingga mampu membuka wawasan sekaligus menyadarkan peserta tentang penguasaan kompetensi berbahasa Indonesia dalam menjalankan profesi.
Belajar dari kesalahan
Sengaja memberikan materi tentang kesalahan berbahasa, Ivan mencoba merangsang kepekaan peserta terhadap beragam aturan penulisan dalam bahasa Indonesia. Baginya, memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengidentifikasi aneka kesalahan yang terjadi dalam tataran kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana, akan memantik mereka untuk mengenali hal yang sudah mereka kuasai dengan baik dan di saat bersamaan akan menghasilkan pemahaman atas solusi bagi kesalahan-kesalahan tersebut. Dengan pengalaman langsung, ingatan tentang kesalahan dan solusi akan lebih terpatri.
Tentang istilah
Memasuki sesi berikutnya, poin penting yang menjadi prioritas untuk disampaikan adalah peristilahan. Ivan menggarisbawahi empat hal utama yang harus diperhatikan penerjemah, yakni kriteria istilah yang baik, cara pembentukan istilah, pola pemadanan istilah, dan rujukan pemadanan istilah. Istilah ia definisikan sebagai kata yang dengan cermat mengungkap makna konsep, proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Istilah yang baik memiliki lima indikator: tepat, singkat, baik, sedap, dan sesuai. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa pembentukan istilah dapat dilakukan dengan pemadanan konsep asing, perekaciptaan konsep baru, dan pemantapan konsep yang ada. Mengingat tidak sedikit kesalahan penulisan yang terjadi dalam menuliskan kata serapan dan padanan, Ivan menunjukkan kepada peserta pola pemadanan istilah, terutama istilah dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Pada bagian akhir paparan untuk topik peristilahan, Ivan membagikan sumber rujukan pemadanan istilah yang wajib diketahui dan digunakan oleh penerjemah. Beberapa di antaranya adalah PUEBI, buku Tata Istilah, tautan bahasa di Wikipedia, Kateglo, pendugaan di Google, dan pencarian rujukan di Twitter yang diberikan oleh Ivan sendiri.
Tentang gramatika
Pada sesi terakhir pelatihan, peneroka dan pegiat bahasa yang aktif membagikan materi tentang kebahasaan dan peristilahan di akun Twitter-nya ini mengupas gramatika bahasa Indonesia, dari tataran ejaan hingga wacana. Materi tentang paragraf – jenis, pengembangan, dan kualitas paragraf – dikupas secara teperinci, begitu pula kalimat – unsur, jenis, pola, dan efektivitasnya. Paparan tentang kata disajikan dengan titik berat pada aspek bentuk, kelas, dan makna. Selanjutnya, Ivan mengaitkan pembahasan kata dengan diksi dan konteksnya.
Kiat penting
Dari seluruh rangkaian pelatihan yang berlangsung interaktif ini, ada satu kiat yang dibagikan oleh Ivan Lanin bagi siapa pun yang ingin merintis dan menekuni karier di bidang penerjemahan dan penjurubahasaan, yaitu “perbanyak asupan bahasa yang bergiziâ€, sebab dengan memberikan hasil terjemahan dengan keruntutan informasi yang baik, kita dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi klien.
Belajar bersama
Artikel ini disusun oleh Nur Saptaningsih, Unit Informasi – Divisi Informasi dan Teknologi HPI berdasarkan pengamatan langsung sebagai peserta dan lapanta yang diproduksi oleh panitia acara.