Gelar Wicara: AI dan Masa Depan Penerjemah/Juru Bahasa - Laporan Pandangan Mata
Pada Sabtu pagi, 15 Juli 2023, Divisi Pengembangan Profesi Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) mengadakan gelar wicara yang bertajuk "AI dan Masa Depan Penerjemah/Juru Bahasa". Acara ini diselenggarakan secara virtual via Zoom dan dihadiri oleh kurang lebih 150 anggota HPI.
Acara yang berlangsung selama kurang-lebih satu setengah jam dan dimulai tepat pukul 9.00 WIB ini merupakan acara yang diadakan khusus untuk anggota HPI sebagai upaya organisasi untuk menjawab dinamika terkait perkembangan kecedarasan buatan (AI) akhir-akhir ini. Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua HPI Bapak Wahyu Ginting, Ketua Dewan Penasihat dan Kepatuhan HPI Bapak Hendarto Setiadi, serta anggota Dewan Penasihat dan Kepatuhan HPI, yaitu Bapak Djoko R. Notowidigdo dan Bapak Hananto Sudharto.
Gelar wicara kali ini menghadirkan tiga anggota senior HPI yang sudah malang melintang di dunia penerjemahan dan penjurubahasaan, dan secara khusus menaruh minat terhadap perkembangan teknologi AI. Latar belakang panelis yang cukup beragam memberikan perspektif yang cukup berimbang tentang AI. Gelar wicara ini sendiri dipandu oleh Ade Indarta, selaku Kepala Divisi Pengembangan Profesi HPI.
Bapak Arfan Achyar yang merupakan seorang Penerjemah/Juru Bahasa purnawaktu dan Penerjemah Bersertifikat HPI dalam pemaparannya menyebutkan bahwa kecerdasan buatan harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membantu kita sebagai penerjemah dan juru bahasa profesional melakukan pekerjaan kita dan tidak memposisikannya sebagai pengganti kita.
Panelis berikutnya, Bapak Hikmat Gumilar yang merupakan Penerjemah Tersumpah, Juru Bahasa Konferensi, salah seorang pendiri agensi penerjemahan PT Indo Lingua Translocalize mengakui bahwa ancaman AI terhadap profesi kita ini benar nyata adanya dan harus bisa kita mitigasi sebelum terlambat. Penerjemah dan juru bahasa harus terus mengembangkan kompetensi mereka dengan mengikuti berbagai sertifikasi yang ada dan melakukan spesialisasi dengan menemukan ceruk-ceruk pasar yang belum tersentuh teknologi kecerdasan buatan.
Sementara itu, Bapak Ardian Setiawan yang sehari-hari berdinas sebagai Dosen Program Studi Bahasa Inggris Polinema selain sebagai Penerjemah dan Editor, dan Pendiri Prosemantic.com memberikan saran agar para anggota HPI dapat terus membangun keterampilan masing-masing agar tetap relevan terhadap perkembangan teknologi yang begitu pesat. Selain itu, Bapak Ardian juga mendorong para profesional penerjemahan agar terus melakukan kerja advokasi terhadap konsumen dan pemerintah mengenai risiko penggunaan AI untuk melindungi profesi tercinta kita.
Divisi Pengembangan Profesi sendiri dalam pernyataannya menyebutkan bahwa gelar wicara ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru dan perspektif baru mengenai AI dalam industri penerjemahan/penjurubahasaan bagi peserta yang hadir. Selain itu HPI juga ingin memberikan ruang bagi para panelis untuk membagikan pengalaman mereka bersentuhan dengan AI dalam kerja sehari-hari. Sementara itu, bagi HPI sebagai organisasi, acara hari ini diharapkan akan dapat membuka diskusi-diskusi yang lebih panjang dan dalam tentang arah profesi penerjemah dan juru bahasa khususnya di Indonesia di era baru ini.
Peserta cukup antusias mengikuti acara ini dan beberapa menyampaikan harapannya agar ada pelatihan-pelatihan lanjutan dari HPI terkait dengan pemanfaatan AI ini. Di akhir gelar wicara, para panelis sepakat bahwa dalam 5 tahun ke depan profesi penerjemah dan juru bahasa akan masih sangat dibutuhkan dan belum tergantikan sepenuhnya oleh AI, meski berbagai pihak pemangku kepentingan di industri ini harus terus bekerja sama untuk dapat mengawal penggunaan AI yang bertanggung jawab dan etis.