Lapanta Gelar Wicara TSN HPI 2024
Tes Sertifikasi Nasional (TSN) Himpunan Penerjemah Indonesia adalah uji kualifikasi seorang penerjemah dan juru bahasa profesional yang sudah diselenggarakan sejak 2010 untuk penerjemah dan 2014 untuk juru bahasa. Ujian yang hanya diadakan setahun sekali ini hanya dapat diikuti oleh anggota HPI.
Sejak ada penyebaran pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020, HPI juga menghadapi kendala untuk menyelenggarakan TSN-HPI dan baru dapat menyelenggarakannya kembali pada tahun 2022.
Pada hari Sabtu, 13 Januari 2024, HPI mengadakan upacara penyerahan sertifikat kepada lulusan TSN HPI 2023 untuk penerjemah dan editor terjemahan.
Dari 182 peserta dengan pilihan beberapa pasangan bahasa kerja, bidang umum dan hukum, dan editor terjemahan ada 56 lulusan, dengan satu orang lulusan TSN-HPI untuk penerjemah dengan pasangan bahasa kerja Korea-Indonesia dan tiga orang lulusan TSN-HPI untuk editor terjemahan pasangan bahasa kerja Inggris-Indonesia.
Upacara pelantikan ini dihadiri 90 peserta di antaranya, dan ada sekitar 21 peserta acara Gelar Wicara yang belum mengikuti TSN-HPI.
Bapak DR. Iwa Lukmana, M.A., Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa (Kapustanda) Badan Bahasa memberikan sambutan di acara ini secara daring melalui platform Zoom. Dalam sambutannya, Bapak Indra Listyo, Ketua Umum HPI mengingatkan bahwa lulusan TSN-HPI dapat menjadi inspirasi untuk rekan sesama penerjemah dan juru bahasa untuk terus meningkatkan kualifikasi sebagai penerjemah profesional.
Pada kesempatan yang sama, diselenggarakan juga gelar wicara bersama anggota Dewan Penasihat dan Kepatuhan, Ibu Rahayu Hidayat beserta tim Komite Kompetensi dan Sertifikasi (KKS) HPI, Bapak Sugeng Hariyanto dan Ibu Emma Nababan, dan dibuka dengan sambutan dari Ibu Rochayah Machali yang saat ini sedang berdomisili di Australia. Acara gelar wicara ini dimoderatori anggota HPI, Ni Luh Windiari dari Bali.
Salah satu kutipan dari Pak Sugeng Hariyanto adalah tiga nilai yang wajib dimiliki lulusan TSN-HPI, skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan), dan attitude (perilaku).
Gelar Wicara ini ditutup dengan sesi tanya jawab, terutama mengenai penerapan kode etik dan kode perilaku.
Gelar wicara ini diikuti dengan pemberian sertifikat bagi lulusan TSN-HPI 2023, dan setelah itu semua lulusan TSN-HPI 2010-2023 bergantian menandatangani Pernyataan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Kode Perilaku Himpunan Penerjemah Indonesia, sebagai langkah menjaga perilaku lulusan TSN-HPI dalam bekerja sebagai penerjemah dan editor terjemahan yang sudah memiliki sertifikasi HPI.
Tes ini hanya terbuka untuk anggota HPI. Bagi penerjemah yang belum menjadi anggota, bisa disiasati dengan segera mendaftar sebagai anggota HPI untuk mengikuti TSN-HPI.
TSN mencakup untuk penerjemahan dan penjurubahasaan. Komite Kompetensi dan Sertifikasi mengatur penyelenggaraan dan penilaian TSN baik untuk penerjemah dan juru bahasa.
Tahun 2023 TSN HPI untuk juru bahasa belum dapat diadakan kembali karena ada kendala teknis yang terjadi selama pandemi. Tim KKS HPI sedang mengatasi hambatan ini untuk menyiapkan tes berikutnya.
KKS merencanakan untuk mengadakan lagi TSN HPI untuk penerjemah pada bulan Juli 2024, dan akan diumumkan sekitar bulan Mei.
Penilaian akan membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, tapi tentu diupayakan secepat mungkin.
Ada 13 pasangan bahasa kerja yang diujikan, empat di antaranya adalah bahasa Inggris (EN-ID dan ID-EN umum, dan EN-ID dan ID-EN bidang hukum), tujuh pasangan bahasa asing-Indonesia (Prancis, Jerman, Spanyol, Jerman, Mandarin, Arab), dan 2 bahasa daerah, Jawa dan Sunda.
Untuk penjurubahasaan, saat ini masih EN-ID dan sebaliknya, dan semoga segera dapat mengujikan tiga pasangan bahasa PBB.
Selain TSN, KKS juga mengadakan Uji Kemahiran Menerjemahkan. Lulusannya tidak mendapatkan sertifikat, tapi mendapatkan informasi kompetensinya, dan dapat diikuti semua orang.
Pada 2024 tim KKS merencanakan akan ada TSN tingkat lanjut untuk penerjemah tingkat lanjut (dengan tingkat kesulitan setara mahasiswa di negara asalnya) dan penyunting. Lulusan tes ini dapat mendaftar sebagai penilai TSN-HPI.
Saat ini pemilihan juri atau penilai memiliki pengalaman menerjemahkan dan mengikuti standar ATA (American Translators Association) dan NAATI (National Accreditation Authority for Translators and Interpreters) Australia.
Penilai adalah mereka yang secara keilmuan memiliki latar belakang akademis di bidang yang relevan, dan penerjemah profesional. Selain itu untuk pasangan bahasa non Inggris tim KKS HPI memilih penilai dari kalangan penerjemah profesional yang mumpuni di pasangan bahasa kerja masing-masing. Sebelum menilai, ada pelatihan penilaian oleh tim KKS HPI, dan semua penilai harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia tulis dengan baik dan benar.
Penilai di penjurubahasaan tidak sama dengan penerjemahan, karena tidak banyak juru bahasa yang memiliki gelar akademis, tapi juru bahasa senior yang memiliki jam terbang tinggi (di atas 500 jam) dalam melakukan penjurubahasaan konferensi, dan dapat melakukan penjurubahasaan simultan dan konsekutif.
Selain itu diupayakan merupakan anggota HPI dan AICI, bahkan lebih baik lagi jika tercatat sebagai anggota AIIC. Tentu juga kemahiran bahasa, bukan hanya bahasa asing, tapi juga bahasa Indonesia penilai sangat penting. Unsur ini juga yang jadi bahan penilaian untuk peserta TSN HPI untuk juru bahasa.
Ada rencana sesi pelatihan singkat sebanyak tujuh sesi melalui Zoom untuk persiapan mengikuti TSN-HPI.
BP HPI akan menyelenggarakan sesi daring penyebaran informasi lebih lanjut mengenai TSN HPI melalui sarana Zoom, agar lebih banyak anggota HPI dapat mengikutinya dan berkomunikasi dengan tim KKS HPI. Nantikan informasinya melalui milis HPI Notice.
Galeri Acara
1 comment
[…] Informasi selengkapnya mengenai TSN-HPI dapat dibaca di sini, dan daftar lulusannya dapat dilihat di sini. Lapanta gelar wicara TSN-HPI 2024 mengenai penyerahan sertifikat kepada lulusan TSN-HPI 2023 dapat dilihat di sini. […]