Anda yang pernah merasakan kuliah bahasa mungkin tidak khawatir dengan kemampuan bahasa dan menerjemahkan Anda, tetapi bagaimana jika Anda memutuskan menjadi pengalih bahasa setelah Anda lulus kuliah yang tidak ada kaitannya dengan bahasa? Tenang, meski boleh jadi lebih sulit, bukan berarti itu tidak mungkin.
Menjadi penerjemah atau juru bahasa bukan hal yang keterlaluan sulitnya, tetapi tidak dapat dianggap enteng juga. Dibutuhkan latihan dan pengalaman agar kemampuan meningkat sehingga produk dengan kualitas terbaik bisa kita hasilkan. Seiring berjalannya waktu, kita bisa mengatakan “aku seorang pengalih bahasa” dengan rasa penuh percaya diri.
Latihan dan pengalaman tersebut adalah salah satu jawaban atas pertanyaan: Apakah saya tetap bisa menjadi pengalih bahasa walau latar belakang pendidikan saya bukan bahasa dan/atau penerjemahan? Dalam artikel Tanya Jawab NawalaHPI Edisi 01/2022 bersama Ibu Rochayah Machali, disebutkan bahwa pembelajaran akademis akan sangat membantu bagi pemula, meskipun tidak mutlak. Banyak praktisi ‘terlahir’ sebagai penerjemah melalui pengalaman langsung. Itu artinya, melalui latihan dan pengalaman, kita tetap bisa menekuni industri alih bahasa.
Jika Anda memutuskan terjun ke industri alih bahasa setelah menyelesaikan perkuliahan yang tak ada kaitannya sama sekali dengan bahasa dan penerjemahan, tidak perlu berkecil hati. Percayalah, disiplin ilmu yang Anda tekuni secara formal di bangku kuliah tetap bermanfaat di industri alih bahasa.
Berikut ini adalah wadah-wadah pembelajaran nonformal yang dapat membantu Anda memperkaya kemampuan dalam mengalih bahasa:
- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Politeknik Negeri Malang (Polinema)
Mengutip dari situs web Polinema, dalam melaksanakan kegiatan untuk menunjang kemampuan berbahasa secara lisan dan tulisan, UPT Bahasa ditujukan kepada civitas akademik Polinema dan masyarakat yang ingin mengembangkan pemahaman dan kemampuan interaksi dengan masyarakat internasional yang berkaitan dengan seni kebahasaan, utamanya Bahasa Inggris. Program-program yang ditawarkan antara lain: English Competition, PECT (setara dengan TOEIC) bagi mahasiswa baru, calon lulusan, dan dosen, seminar inovasi pembelajaran bilingual, dan seminar modul ajar.
- Lembaga Bahasa Internasional Universitas Indonesia (LBI UI)
Siapa yang tidak kenal LBI UI? Segala pendidikan nonformal terkait bahasa yang saat ini sudah menjamur bisa dibilang berawal dari LBI UI. LBI dianggap yang paling berpengalaman karena telah berkecimpung di dunia bahasa sejak 1960 dan terus berkembang mengikuti pergerakan kebutuhan akan bahasa. LBI saat ini menawarkan tiga program, yaitu: Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), Program Pelayanan Bahasa (PPB), dan Program Pengembangan Penerjemahan (PPP). Tiap-tiap program ini memiliki pilihan kelas sendiri dan ada sekitar 40 kelas secara keseluruhan.
- Seminar/webinar dan pelatihan HPI
Perlu diketahui bahwa HPI adalah sebuah asosiasi profesi (lembaga nirlaba), bukan agensi/perusahaan alih bahasa. Karena itu, HPI tidak pernah mendelegasikan proyek alih bahasa apa pun untuk para anggotanya. Yang dapat HPI lakukan adalah menyelenggarakan program-program pengembangan kompetensi profesi, seperti seminar/webinar dan, jika memungkinkan, pelatihan bagi para anggotanya dan khalayak umum. Ini bermanfaat sekali terutama bagi pengalih bahasa pemula, karena narasumber di setiap acara ini adalah orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Ikuti akun-akun media sosialnya agar tidak melewatkan kabar terbaru; dan, jika belum jadi anggota, ini saatnya Anda mendaftar untuk jadi anggota HPI.
- Belajar Bareng Translexi (BBT) – Translexi
Ini hal yang baru. Selama hampir satu bulan, peserta kursus akan mendapatkan materi-materi yang sangat berharga seputar penerjemahan (saat ini masih terbatas pada penerjemahan). Menggabungkan teori dan pengalaman langsung para mentor, materi disampaikan dengan bobot yang sangat berat dan sarat akan manfaat. Satu hal lagi, BBT ini bisa diikuti tanpa biaya. Jadi, sayang sekali jika kita melewatkan kesempatan emas ini!
Unsada terkenal dengan jurusan perkuliahan bahasa Jepangnya. Beruntung, Unsada juga menyediakan kursus yang bisa diikuti oleh siapa saja. Pilihan bahasa yang ditawarkan adalah bahasa Jepang, Inggris, Indonesia, dan Mandarin. Untuk bahasa Jepang dan Mandarin, bahkan tersedia kelas dengan pengajar penutur asli.
Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Artikel ini mungkin diperuntukkan bagi Anda yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal bahasa. Begitupun, tidak ada salahnya mengikuti kursus dan pelatihan bahasa dan/atau penerjemahan meskipun Anda lulusan bahasa. Saat bertemu dengan mereka yang jauh lebih berpengalaman, kita baru menyadari betapa kita masih jauh dari status “ahli”. Karena itu, teruslah semangat belajar!
Catatan: Artikel ini adalah dokumen hidup yang dimaksudkan untuk menjadi daftar yang dapat terus dikembangkan. Hubungi infotek@hpi.or.id jika terdapat ketidaksesuaian atau kesalahan informasi dalam artikel ini. Silakan sampaikan ide dan masukan Anda seputar wadah-wadah nonformal pembelajaran bahasa dan alih bahasa.
3 comments
NICE….
Thank you
[…] Sudah banyak pihak yang menyediakan pelatihan ini. Ada beberapa wadah yang bisa dilirik di artikel ini.Namun tidak wajib. Sangat tidak mustahil seorang penerjemah belajar otodidak, sambil kerja. Tentu […]